A.
Menurut Hamalik
Menurut
Hamalik, tahapan pengembangan kurikulum dibagi menjadi 7 tahapan yaitu: (1) Studi
kelayakan dan kebutuhan, (2) penyusunan konsep awal perencanaan kurikulum, (3) pengembangan
rencana untuk melaksanakan kurikulum, (4) pelaksanaaan uji coba kurikulum di
lapangan, (5) pelaksaan kurikulum, (6) pelaksaan penilaian dan pemantauan
kurikulum, (7) pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian.[1]
Dari
ketujuh tahapan ini ada beberapa tahapan yang memiliki kelemahan yaitu:
- tahap keempat pelakasaan uji coba kurikulum dilapangan
Pelaksanaan
uji cobanya tidak merata pada seluruh sekolah yang lokasinya sulit
dijangkau, memerlukan biaya yang sangat banyak,dan juga keterbatasan tenaga
kerja dan keterbatasan fasilitas.
- Tahap kelima pelaksanaan kurikulum
Dalam
pelaksanaannya kadangkala tidak sesuai antara teori dan praktek dilapangan. Contoh:
dalam pelaksanaan RPP dimungkinkan dalam penyampaian materi atau pelaksanaan
pembelajaran tidak sesuai dengan RPP yang telah dirancang, hal ini bisa
disebabkan karena faktor waktu, guru, siswa, maupun lingkungan, dan kebanyakan
guru membuat RPP itu hanya sekedar formalitas (untuk melunasi kewajibannya
sebagai guru yang akan diserahkan kepada kepala sekolah untuk mendapatkan
tunjangan.
- Tahap ketujuh pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian
Kebanyakan
pengembang kurikulum setelah mengevaluasi kurikulum tidak merevisi
kurikulum tersebut melainkan membuat kurikulum yang baru, hal inilah yang
membuat kurikulum itu tidak semakin baik melainkan menimbulkan permasalahan
baru.
B.
Menurut Harie
Dalam
sebuah blog yang ditulis oleh Harie, mengemukakan tahapan pengembangan
kurikulum dibagi menjadi 4 tahapan yaitu: (1) merumuskan tujuan pembelajaran
(instructional objective), (2) menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar
(selection of learning experiences), (3) mengorganisasi pengalaman-pegalaman
belajar (organization of learning experiences), dan (4) mengevaluasi
(evaluating).[2]
1. Merumuskan
tujuan pembelajaran (instructional objective)
Terdapat
tiga tahap dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap yang pertama yang harus
diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah memahami tiga sumber, yaitu siswa
(source of student), masyarakat (source of society), dan konten (source of
content). Tahap kedua adalah merumuskan tentative general objective atau
standar kompetensi (SK) dengan memperhatikan landasan sosiologi (sociology),
kemudian di-screen melalui dua landasan lain dalam pengembangan kurikulum yaitu
landasan filsofi pendidikan (philosophy of learning) dan psikologi belajar
(psychology of learning), dan tahap terakhir adalah merumuskan precise
education atau kompetensi dasar (KD).
2. Merumuskan
dan Menyeleksi Pengalaman-Pengalaman Belajar (selection of learning
experiences)
Dalam
merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar dalam pengembangan
kurikulum harus memahami definisi pengalaman belajar dan landasan psikologi
belajar (psychology of learning). Pengalaman belajar merupakan bentuk interaksi
yang dialami atau dilakukan oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk
memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Pengalaman belajar yang harus dialami
siswa sebagai learning activity menggambarkan interaksi siswa dengan objek
belajar. Belajar berlangsung melalui perilaku aktif siswa; apa yang ia kerjakan
adalah apa yang ia pelajari, bukan apa yang dilakukan oleh guru. Dalam
merancang dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar juga memperhatikan
psikologi belajar.
3. Mengorganisasi
Pengalaman Pengalaman Belajar (organization of learning experiences)
Pengorganisasi
atau disain kurikulum diperlukan untuk memudahkan anak didik untuk belajar.
Dalam pengorganisasian kurikulum tidak lepas dari beberapa hal penting yang
mendukung, yakni: tentang teori, konsep, pandangan tentang pendidikan,
perkembangan anak didik, dan kebutuhan masyarakat. Pengorganisasian kurikulum
bertalian erat dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Oleh karena itu
kurikulum menentukan apa yang akan dipelajari, kapan waktu yang tepat untuk
mempelajari, keseimbangan bahan pelajaran, dan keseimbangan antara aspek-aspek
pendidikan yang akan disampaikan.
4. Mengevaluasi
(evaluating) Kurikulum
Langkah
terakhir dalam pengembangan kurikulum adalah evaluasi. Evaluasi adalah proses
yang berkelanjutan di mana data yang terkumpul dan dibuat pertimbangan untuk
tujuan memperbaiki sistem. Evaluasi yang seksama adalah sangat esensial dalam
pengembangan kurikulum. Evaluasi dirasa sebagai suatu proses membuat keputusan,
sedangkan riset sebagai proses pengumpulan data sebagai dasar pengambilan
keputusan.
Perencanaan
kurikulum menggunakan berbagai tipe evaluasi dan riset. Tipe-tipe evaluasi
adalah konteks, input, proses, dan produk. Sedagkan tipe-tipe riset adalah
aksi, deskripsi, historikal, dan eksperimental. Di sisi lain perencana
kurikulum menggunakan evaluasi formatif (proses atau progres) dan evaluasi
sumatif (outcome atau produk).
C. Menurut
Hafni Ladjid
Hafni Ladjid
dalam bukunya Pengembangan Kurikulum mengemukakan
bahwa kegiatan pengembangan kurikulum tingkat lembaga dibagi menjadi 3 tahapan
yaitu: (1) perumusan tujuan isntitusional, (2) tahapan pengembangan setiap
bidang studi, (3) pengembangan program pengajaran dikelas.[3]
1. Perumusan
tujuan isntitusional
Dalam tujuan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang sesuai dengan suatu lembaga pendidikan tertentu, misalnya SMP, SMU dan
lain-lainnya, adalah hal-hal yattg harus diperhatikan bagi para fungsi lembaga
pendidikan itu? Artinya, apakah sekolah tersebut berfungsi mempersiapkan para lulusannya
untuk melanjutkan ke .ienjang sekolah yang lebih tinggi ataukah untuk
mempersiapkan para lulusannya terjun ke masyarakat dunia kerja, atau mungkin
kedua-duanya dan dalam bidang apa saja.
Berdasarkan pada jawaban pertanyaan fungsi sekolah
tersebut, baru dapat dirumuskan tujuan institusional yang terarah dan terpadu.
Sekarang tentunya timbul pertanyaan sumber-sumber manakah yang dapat
dimanfaatkan untuk merumuskan tujuan institusioanl itu? Dan bagaiamana
ciri-ciri tujuan itu disebut tujuan institusional?
Sunmber-sumber yang dapat dimanfaatkan dalam
merumuskan tujuan institusional sekurang-kurangnya ada tiga sumber yang
penting, yaitu tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-undang
sistem pendidikan Nasional, pandangan atau harapan masyarakat dan dunia pekerjaan,
harapan lembaga pendidikan yang lebih tinggi.
2. Tahapan
pengembangan setiap bidang studi
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
mengembangkan setiap program studi ini meliputi: (1) merumuskan tujuan
kurikuler, (2) merumuskan tujuan pengajaran, (3) menetaokan pokok bahasan/sub
pokok bahasan, (4) menyusun garis-garis besar program pengajaran, (5) menyusun
pedoman khusus.
3. Pengembangan
program pengajaran dikelas
Pengembangan program pengajaran dikelas khususnya di
indonesia bertolak dengan suatu dasar konsep sistem. Secara sederhana sistem
itu mempunyai komponen-komponen sebagai berikut: (1) tujuan, (2) bahan/isi, (3)
metode, (4) alat, (5) evaluasi dan (6) proses.
D.
Menurut Asep Hermawan
Menurut asep hermawan dalam blognya mengemukakan
bahwa, langkah-langkah pengembangan kurikulum dibagi menjadi: (1) diagnosis
kebutuhan, (2) perumusan tujuan, (2)pemilihan dan pengorganisasian materi, (3)
pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar, (4) pengembangan alat
evaluasi.[4]
E.
Kurikulum 2013
Kurikulum baru pendidikan di indonesia seperti
dikutip dari situs uji publik kurikulum 2013 Kemdikbud, perubahan kurikulum
baru pendidikan ini direncanakan akan mulai diterapkan di sekolah yang ada di
Indonesia pada tahun ajaran 2013/2014. Namun sebelum ditetapkan akan dilakukan
penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013. Berikut
empat tahap pengembangan kurikulum 2013:
1. Penyusunan
Penyusunan kurikulum di lingkungan internal
Kemdikbud dengan melibatkan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan
praktisi pendidikan.
2. Pemaparan desain kurikulum 2013
Pemaparan
desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua Komite Pendidikan
yang telah dilaksanakan pada tanggal 13 Nopember 2012 serta di depan Komisi X
DPR RI pada tanggal 22 Nopember 2012.
3. Pelaksanaan Uji publik
Pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan
dari berbagai elemen masyarakat.
4. Penyempurnaan
Penyempurnaan dilakukan untuk selanjutnya ditetapkan
menjadi Kurikulum 2013.
Pada tahap ketiga yaitu pelaksanaan uji publik
kurikulum 2013 yang juga dibuka melalui saluran daring (on-line), masyarakat
dapat memberikan saran atau tanggapan terhadap rencana perubahan kurikulum 2013
ini dengan mengunjungi situs uji kurikulum 2013 Kemdikbud.
[1] http://pmat.uad.ac.id/prinsip-model-dan-tahap-pengembangan-kurikulum.html
[2] http://jawharie.blogspot.com/2010/12/langkah-langkah-pengembangan-kurikulum.html
[3] Hafni
Ladjid, Pengembangan Kurikulum, Ciputat:
Quantum Teaching, 2005, hal 16
[4] http://biarpadatahu.blogspot.com/2011/04/secara-umum-langkah-langkah.html
2 Komentar
makasih yah mas, sudah membagi info tahapan pengembangan kurikulumnya
BalasHapusyou'r welcome.. :)
HapusBerkomentarlah dengan bijak. Gunakan bahasa yang baik.