JALAN MENUJU TUHAN
Kita adalah makhluk ciptaan Tuhan yang telah diberikan anugerah berupa akal pikiran. Dengan akal itu manusia dapat melakukan sesuatu yang luar biasa dan Salah satu Fungsi Akal adalah untuk mengenali Tuhan.
Manusia pada dasarnya telah di desain oleh Sang Pencipta menjadi makhluk berkebutuhan akan ketuhanan, yaitu percaya akan suatu kekuatan besar yang tak dapat dia jelaskan oleh akal pikirannya, namun terkadang perasaan itu baru benar-benar dia rasakan ketika seseorang dalam keadaan tak berdaya.
Pertanyaan Mendasar:
Adakah Tuhan?
Siapa Tuhan?
Coba renungkan Sejenak, Perhatikan HP mu,,, tanyakan akalMu, apakah barang Secanggih itu bisa wujud tanpa sebab?? Tiba-tiba jadi HP, ada baterainya, ada layarnya, bisa berdering, digunakan untuk komunikasi dll, canggih.. Tanya lagi,, Apa iya HP itu menjadi wujud dari ketidak sengajaan atau dari sesuatu yg tidak ada?? Jika HP barang kecil canggil saja butuh pencipta, Bayangkan Alam raya ini dengan keteraturan nya, Matahari yang selalu terbit di timur terbenam di barat, hari yang dapat di hitung bahkan perdetik nya, Sistem tata surya yang luar biasa, Belum lagi sistem dan struktur berbagai makhluk hidup yg ada dibumi yang seperti telah di desain dengan rapinya, Apakah itu semua tercipta dari ketiadaan??
Ketiadaan berarti tidak ada, Sesuatu yang tidak ada tidak bisa menjadi penyebab sesuatu yang ada.
Alam semesta ini jelas-jelas dapat kita saksikan, dengan kata lain, Alam ini ada, dan adanya merupakan sebab dari sesuatu yang ada. Penyebab dari segala sesuatu ada itulah yang manusia sebut sebagai Tuhan.
Sekarang kita Tahu bahwa Tuhan itu Ada. Dan tentu manusia Awal yang diciptakan Tuhan mengetahui Tuhan ada.
Problemnya adalah, setelah sekian masa, manusia mendefinisikan Tuhan dengan kemampuan akal mereka masing-masing, maka terjadilah perbedaan pemahaman akan Ketuhanan di antara Manusia. Namun manusia yang menggunakan akalnya dengan benar pasti akan menemukan tuhanNya.
Siapakah yang layak menjadi Tuhan??
Keterangan akan makna Tuhan yang benar disampaikan oleh para utusan Tuhan. Sampai disini mungkin banyak pertanyaan yang muncul dibenak kita.
Mengapa Tuhan mengutus seseorang?? Mengapa dia tidak turun di tengah-tengah manusia dan mengumumkan bahwa diriNyalah Tuhan?
Pelan-pelan akan kita bahas satu persatu.
Jika kita memahami makna uraian pada bagian pertama, kita akan mengetahui bahwa Tuhan adalah sesuatu yang sangat luar biasa, Tuhan adalah sesuatu yang tidak terbatas. Sedangkan ciptaannya adalah makhluk dengan keterbatasan. Jadi bagaimana mungkin sesuatu dengan keterbatasan dapat memvisual kan sesuatu yang tak terbatas.
Oleh karena itu, makhluk ciptaan Tuhan hanya dapat mengenali Tuhan melalui sifatNya, bukan melalui wujudnya.
Karena Tuhan adalah sesuatu yang maha segalanya, maka manusia hanya dapat mengenal Tuhan dengan sifat yang melekat padanya, misalnya, kita semua tahu bahwa makhluk ciptaan Tuhan dapat melihat, maka kita mensifati Tuhan dengan sifat maha melihat, dengan artian Tuhan dapat melihat apa saja, dalam kondisi apa saja. Pemahaman yang keliru adalah, ketika kita menyifati Tuhan maha melihat, kita mem visual kan Tuhan memiliki mata banyak, atau Tuhan memiliki mata yang bermacam-macam, anggapan ini tentu saja hanya khayal kita saja, sedangkan Tuhan adalah sesuatu yang tak terbatas, maka khayalan kita sudah pasti salah karna sesuatu yang masih dapat kita khayal kan pasti memiliki keterbatasan. Maka cukuplah kita tahu bahwa Tuhan maha melihat, tidak perlu memvisualisasikan wujud Tuhan dengan berbagai bentuk matanya.
Begitu pula dengan sifat-sifat Tuhan yang lain seperti, Tuhan maha Kuasa, Maha Besar, Maha Mengetahui, Maha Pengasih dan lain sebagainya, cukup kita pahami sebagai sifat Tuhan.
Berdasarkan uraian tersebut, akal dapat memahami bahwa yang layak menjadi Tuhan adalah:
Karena Tuhan adalah penyebab/ pencipta/ sumber segala sesuatu, berarti Tuhan harus ada sebelum semua ada, dapat kita istilah kan dengan Yang Awal. Karena dia adalah yang maha Awal, maka sudah pastilah dia pula yang Maha kekal dan Abadi, sebab sesuatu yang tidak abadi, tidak layak menjadi Tuhan.
Tuhan tidak membutuhkan sesuatu untuk menopang eksistensi Nya.
Tuhan adalah Tuhan, maksudnya Tuhan tidak mungkin sama dengan yang dia ciptakan. Karenanya Tuhan tidak dapat divisualisasika. Sebab semua yang memiliki ukuran, bentuk, masa dan lainnya, pasti memiliki batas, sedangkan Tuhan tak terbatas.
Tuhan adalah yang Maha. Bermakna, ketika manusia melihat sesuatu yang hebat, maka sudah pasti Tuhan jauh lebih hebat karena dia adalah yang Maha. Jika manusia melihat sesuatu yang kuat, maka Tuhan pasti jauh lebih kuat, dan seterusnya.
Setelah mengetahui eksistensi Tuhan, sebagai manusia kita akan bertanya-tanya, Apakah Tuhan memiliki nama????
Segala sesuatu yang ada pasti memiliki nama, oleh karena kita tidak bisa berkenalan dengan Tuhan, maka manusia memberi nama kepada Tuhan dengan sifat yang melekat padanya seperti: Yang maha Kuasa, Yang Maha Agung, Yang Maha Mencipta, Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Awal, Yang Maha Besar dan lain sebagainya.
Untuk menjaga definisi Tuhan yang benar, selain akal, manusia juga membutuhkan panduan. Nah, panduan panduan inilah yang dibawa oleh utusan Tuhan.
Kenapa harus menunjuk utusan? Kenapa tidak Tuhan saja yang langsung memberi tahu??
Pasti kita bertanya demikian.
Tadi kita sudah menganalisa syarat kelayakan Tuhan adalah dia tidak mungkin sama dengan makhluknya karena dia adalah Tuhan. Tuhan harus tetap menjadi Tuhan. Mungkin kita akan bertanya lagi? Kenapa dia tidak menjelma menjadi manusia dan mengumumkan dialah Tuhan, apa Tuhan tidak mampu?? Tuhan pasti mampu melakukan apa saja. Namun Ketahuilah, jika demikian eksistensi Tuhan akan kacau, fungsi akal untuk mengenal Tuhan menjadi tidak berguna, jika Tuhan tidak menjadi Tuhan untuk mengenalkan dirinya, maka sudah pasti banyak makhluknya yang akan mengakui dirinya adalah Tuhan. Lihatlah sejarah, berapa banyak makhluk yang gagal paham dan mengaku dirinyalah Tuhan, namun syarat-syarat untuk menjadi Tuhan tak satupun yang terpenuhi. Misalnya, ada manusia yang mengaku menjadi Tuhan, dia lupa bahwa syarat menjadi Tuhan adalah yang Awal, bagaimana mungkin makhluk yang lahirnya saja sudah ada langit dan bumi kemudian mengaku menjadi Tuhan, tentu saja hal ini sangat bertentangan dengan akal. Belum lagi syarat kekal dan sebagainya, maka tak satupun makhluk layak mengakui dirinya adalah Tuhan. Makhluk ciptaan Tuhan yang dipilih Tuhan menjadi utusan Tuhan diberi tugas untuk mengenalkan Tuhan dan menjaga definisi Tuhan tetap benar. Para utusan Tuhan diberikan petunjuk-petunjuk yang kemudian kita kenal dengan kitab suci yang di dalamnya memuat perkataan Tuhan yang telah disampaikan kepada utusannya untuk disampaikan lagi kepada seluruh manusia.
Lalu, Tuhan itu ada satu atau banyak??
Seperti uraian diatas, Tuhan adalah penyebab awal yang bermakna tunggal. Akal akan lebih mudah memahami Tuhan tunggal dibandingkan dengan Tuhan banyak, dan memang demikian adanya.
Anggapan bahwa Tuhan banyak hanya dugaan-dugaan yang bahkan akal mereka ragu meyakininya.
Cobalah bercermin, lihatlah, berapa jumlah mata Anda, apakah tangan anda ada empat, punyakah anda sayap, apakah jantung anda ada dua, tidak, tentu saja tidak, kita adalah manusia normal sama dengan lainnya. Jika kita sama, apakah kita berasal dari sang Pencipta yang berbeda??? Jawabannya sudah pasti tidak. Kita pasti diciptakan oleh Pencipta yang tunggal.
Uraian singkat diatas adalah gambaran dari keimana orang Islam tentang Tuhan.
Tuhan inilah yang oleh orang-orang islam disebut dengan Nama Allah.
Jadi kesimpulannya adalah,
Apakah TuhanMu dan TuhanKu berbeda??? Jawablah dengan Jujur.
Jika sama, lalu apakah yang menghalangimu untuk mengakui dialah Tuhan yang benar?
Jika kita mengaku beriman atau berkeyakinan akan Tuhan yang benar, pengakuan itu perlu dibuktikan dengan ikrar.
Itulah sebab orang Islam selalu mengatakan:
Laa ilaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah)
Bermakna kita mengakui bahwa segala alam raya ini memanglah milik sebenar-benarnya Tuhan, dan Tuhan itulah Allah.
Atau mungkin kita bertanya-tanya, kan memang Tuhan yang menciptakan kita berbeda-beda, apakah salah jika kita tidak mau mengikuti???
Semua orang tidak memungkiri kita di ciptakan Tuhan berbeda. Beda ras, suku, bangsa, bahasa, negara. Apakah tujuannya agar kita menyembah Tuhan yang berbeda???? Tentu saja TIDAK, Adanya perbedaan merupakan anugerah yang diberikan tuhan agar kita bisa saling mengenal satu sama lainNya. Perbedaan ini bukan bermakna kita menjadi penyembah Tuhan yang berbeda. Karna pada hakikatnya kita berasal dari Tuhan yang sama. Jadi sekali lagi, apakah yang menghalangimu untuk mengakui dialah Tuhan yang benar?
To be continue…
0 Komentar
Berkomentarlah dengan bijak. Gunakan bahasa yang baik.