PERKEMBANGAN
ILMU BIOLOGI, FISIKA DAN KIMIA MENURUT IPA BARAT
1. Biologi
Di Tinjau Dari IPA Barat
Ada beberapa pendapat berupa hipotesis ataupun teori
untuk menjawab asal mula kehidupan dibumi yaitu :
a. Teori
Abiogenesis (Generatio Spontanea)
Sebelum abad ke-17 orang menganggap bahwa makhluk
hidup terbentuk secara spontan. Misalnya ulat timbul dengan sendirinya dari
bangkai tikus, cacing timbul dengan sendirinya dari lumppur. Faham ini
dipelopori oleh Aristoteles.
b. Cosmozoa
Ada pendapat bahwa makhluk hidup di bumi ini asal
mulany adari luar bumi, mungkin dari planet lain. Benda hidup yang dating itu
mungkin berbentuk spora yang aktif jatuh ke bumi lalu berkembang biak.
c. Omne
Vivum Ex Ovo
Asal mula kehidupan adalah telur. Ulat pada bangkai
tikus berasal dari telur lalat yang meletakan telurnya dengan sengaja disitu.
(Fransisco Redi- ahli biologi italia)
d. Omne
Ovo Ex Vivo
Lazzor Spallanzani (1729-1799) dengan percobaannya
terhadap kaldu membuktikan bahwa jasad renik atau mikro organism yang mencemari
kaldu dapat membusukkan kaldu itu. Bila kaldu di tutup rapat setelah mendidih
maka tidak terjadi pembusukan. Ia mengambil kesimpulan bahwa untuk adanya telur
ada jasad hidup terlebih dahulu. Maka muncul teorinya yang mengatakan telur itu
berasal dari makhluik hidup.
e. Omne
Vivum Ex Vivo
Louis Pasteur (1827-1895) sarjana kimia Prancis
melanjutkan percobaan Spallanzani dengan percobaan sebagai mikro organism,
tumbuh kehidupan yang baru atau disebut Omne Vivum Ex Vivo (biogenesis) dengan
konsep dasar bahwa yang hidup iyu berasql dari yanh hidup juga.
f. Teori
Uray
Hawold Uray (1893) seorang ahli kimia dari AS
mengemukakan bahwa atmosfer bumi pada asal mulanya kaya akan gas-gas metana
(CH4), Moniak (NH3), Hidrogen (H2) dan Air (H2O). zat-zat itu merupakan
unsure-unsur penting yang terdapat dalam tubuh mahlik hidup. Diduga karena
adanya energy dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmos
unsure-unsur itu mengadakan reaksi kimia membentuk zat-zat hidup.
2. Fisiska
Ditinjau Dari IPA Barat
Aristoteles berpendapat bahwa setiap gerakan selalu
memerlukan (gaya) yangbekerja terus-menerus untuk mempertahankan gerakannya.
Peluru yang mendorongnya, anggapan ini dipahami aoleh Aristoteles bahwa peluru
tersebut menempatkan udara yang berarus kebelakang sehingga memberikan gaya
ekstra. Pendapai ini ternyata salah.
Konsep energy ternyata berkembang, setelah diketahui
bahwa materi dapat berubah menjadi energy dan begitupula sebaliknya. Konsep
inilah yang membuahkan energy nuklir.
Menurut Newton, benda bermasa m mendapat gaya f akan
memperoleh percepatan sebesar a = f/m. Bila gaya f bekerja terus-menerus
pada benda tersebut, benda yang bergerak akan semakin besar.
Hokum Newton Hanya berlaku pada mekanika klasik,
yaitu mekanika yang bergerak dengan kecepatan rendah. Mekanika klasik harus
disempurnakan bila ingin membahas benda atau materi yang bergerak dengan
kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Mekanika inilah yang disebut mekanika
relativistik, yang dipelopori oleh Albert Einstein.
Dalam mekanika relativistik, dinyatakan bahwa massa
yang bergerak makin besar bila kecepatan semakin besar. Selain itu massa dan
energy merupakan dua hal yang ekuifalen, sama ekuifalennya antara energy dan
kalori.
Padda tahun 1923 A. H. Compton mempelajari gejala
tumbuhan antara foton dan electron. Dengan cara menumbuhkan bekas gelombang
electron magnet yang keluar dari bahan radio aktif pada keeping berlium. Pada
arah tertentu, dipasang detector electron dan foton yang dapat diatur agar
hanya pasangan foton dan electron yang datang secara serentak yang dapat
dideteksi. Percobaan ini menyimpulkan bahwa paket energy gelombang elektro
magnetic dapat berfungsi sebagai partikel.
3. Kimia
Ditinjau Dari IPA Barat
Pada akhir abad ke-17, ilmu kimia berkembang sebagai
ilmu pengetahuan setelah Antonie Lauzent Lavoisier melalui metode yang dikenal
sebagai metode ilmiah, yakni metode dengan pengamatan-pengamatan menghubungkan
kenyataan, mengemukakan perkiraan, menguji perkiraan dengan percobaan
selanjutnya, dan akhirnya menarik kesimpulan. Dengan hgal ini, Lavoiser
menyelidiki secara kuantitatif pembakaran zat-zat seperti besi, timah dan
sebagainya. Ternyata hasil pembakaran mempunyai massa lebih besar dari pada zat
semula, sedangkan tekanan udara dalam tabung tempat pembakaran itu dilaksanakan
menjadi berkurang. Ini berarti ada sesuatu dari udara yang bersenyawa dengan
zat yang dibakar. Lavoiser menarik kesimpulan bahwa pembakaran adalah suatu zat
diambil dari udara.
Yoseph Pristy, dalam eksperimannya, dengan
memusatkan cahaya matahari pada serbuk berwarna merah, sedsngkan volume udara
berkurang sebanyak apa yang didapatkan kembali bila serbuk merah itu
dipanaskan. Dari pengamatan tersebut Lavoiser mengenal adanya suatu zat yang
terdapat dalam udara yang bersenyawa dengan air raksa. Zat tersebut adalah
oksigen. Dia menyimpulkan bahwa pembakaran merupakan peristiwa bersenyawa
dengan dari udara.
Materi adalah segala sesuatu yang menempati
ruang dan mempunyai berat, mempunyai
sifat yang dapat dirasakan panca indra. Batu adalah materi karena memakan
ruang, mempunyai berat, dapat dilihat dan diraba. Materi dan energi sangat erat
hubungannya. Semua perubahan materi selalu disertai perubahan energi.
Salah satu sifat materi yang sering duigunakan untuk
membedakan dan mengenal berbagai macam materi adalah massa jenisnya, yakni
massa materi dibagi volume. Pembakaran materi dapat mengubah suatu materi
menjadi maetri lain. Massa kayu bakar
dari oksigen yang menyertai pembakaran tersebut adalah sama dengan massa gas, asap dan abu hasiol pembakaran tersebut.
Kenyataan ini dikenal sebagai hukum kekekalan materi untuk hokum kekekalan
massa.
0 Komentar
Berkomentarlah dengan bijak. Gunakan bahasa yang baik.